Sabtu, 10 Oktober 2009

2ND ANNIVERSARY OF SRISASANTI GALLERY


GROUP EXHIBITION “2ND ODYSSEY”

17 Seniman + 1 Seniman Tamu

02-18 Oktober 2009

SRISASANTI GALLERY

Jl. Palagan Tentara Pelajar No. 52 A, Yogyakarta

Dalam rangka ulang tahun Srisasanti Gallery yang ke-2 pada tahun 2009 ini, kami kembali menyelenggarakan event Pameran Bersama Seni Visual (Group Exhibition), yang merupakan event kedua, setelah sebelumnya Pameran Bersama “Borderless World” yang diikuti oleh 65 seniman ditambah satu seniman tamu (Guest Artist) yang diselenggarakan di Taman Budaya Yogyakarta. Pameran kedua ini merupakan Pameran bersama yang melibatkan 17 seniman peserta ditambah satu seniman tamu, berlangsung di Srisasanti Gallery. Kembali dikuratori oleh Fery Oktanio, seorang kurator muda yang tengah memulai debutnya sebagai kurator di Yogyakarta.


Tentang Pameran

Pameran “2nd Odyssey” adalah pameran penutup dari rangkaian dua pameran dalam rangka ulang tahun Srisasanti Gallery yang ke-2, tahun ini. Pameran “2nd Odyssey” akan berlangsung pada tanggal 02-18 Oktober 2009, bertempat di Srisasanti Gallery, Jalan Palagan Tentara Pelajar No.52 A, Yogyakarta. Pameran ini mengusung hampir 21-an karya, dengan seniman-seniman yang terlibat diantaranya adalah:

Agung Mangu Putra, Budi Ubrux, Dipo Andy, Deddy PAW, Dolorosa Sinaga, Fauzie As’ad, Galam Zulkifli, Heri Dono, Hanafi, Ivan Sagita, I Made Djirna, Jumaldi Alfi, Nasirun, Nindityo Adipurnomo, Putu Sutawijaya, Tisna Sanjaya, Ugo Untoro, dan Ismanto (Guest Artist)


Tentang Tema

Pameran ini bertema “2nd Odyssey” atau terjemahan bebasnya, Perjalanan Kedua. Pameran 2nd Odyssey ini seyogyanya adalah pameran yang mencoba menangkap perjalanan para seniman yang terlibat. Menangkap perjalanan kreatif mereka selama ini, dan bagaimana pada ujung akhirnya kita melihat karya mereka. Pameran ini jelas bukan akhir dari kekaryaan mereka, namun mungkin saja hanya jeda dari pesatnya mereka mengembara. Bisa pula awal dari diri mereka yang baru, sebuah Perjalanan Kedua, setelah lama berada dalam ruang vakum yang mulai terasa jenuh, dan terbukti tak membawa mereka kemana-mana.

Perjalanan Kedua, bukanlah omong kosong belaka. Dalam Islam ada yang disebut dengan Hijrah, yaitu berpindah dari tempat atau situasi yang tidak lagi berpegang kepada kitab Allah. Hijrah dilakukan dengan maksud untuk meninggalkan segala bentuk kehidupan yang tidak berlandaskan Kitab Allah dan membangun suatu tatanan baru yang berlandaskan kepada Kitab-Nya. Biasanya konsekuensi dari berhijrah adalah Jihad, yakni memperjuangkan apa yang dipercayai dan diniatkan tadi. Maka Perjalanan Kedua, bisa jadi merupakan sebuah proses memulai awal yang baru, bersumber dari apa yang telah didapatkan selama ini dari perjalanan yang pertama. Perjalanan Kedua adalah aktivitas evaluasi atas apa yang telah diperbuat, dan usaha mencari pegangan untuk melangkah ke depan.

Perjalanan Kedua adalah perjalanan kreatif di dalam menyelusuri lorong-lorong hasrat dan gairah keduniawian untuk sampai pada puncak spiritual pencarian diri yang asali sekaligus hakiki. Sebuah petualangan menarik dengan hasrat manusia sebagai jebakannya. Tidak semua orang bisa melampauinya, sebagian besar bahkan tidak memilih untuk melakukannya. Perjalanan Kedua, jelas bukan sesuatu yang bisa populer dan menjadi trend, namun sangat dibutuhkan agar kita tidak mabuk kepayang tak sadar atau dibuat majnun oleh zaman.

Para seniman dalam Pameran 2nd Odyssey adalah para seniman yang mengembara bersama karyanya dalam gelombang lautan visual yang tak bertepi. Sementara muatan dan isi ada pada diri mereka dalam bentuk aksi atau percakapan yang memberi inspirasi. Mereka tak berjeda dengan karyanya. Karya mereka adalah perjalanan hidup, perasaan, dan perjalanan pemikiran mereka selama ini; sampai titik ini. Pameran 2nd Odyssey adalah penanda, yang bisa saja dimaknai berakhir hari ini atau dimulai besok nanti. Pameran ini tidak dalam rangka menutup dan membuka era kreativitas seniman, namun lebih sebagai media pemberi kabar dan kesadaran. Bahwa perjalanan bisa saja kita maknai ulang pada saat masih berada di jalur cepat perlintasan, atau saat kita berada di persimpangan. Karya seni adalah jejak-jejak hasrat dan pemikiran sebelumnya, yang akan bermakna bila kita tetap terus berjalan, bukannya berhenti dan berpuas diri.

Untuk itu tawaran melakukan 2nd Odyssey atau Perjalanan Kedua, layak dipertimbangkan mengingat hidup tidak hanya menunggu ajal, namun lebih baik jika ada yang bisa disumbangkan. Zaman selalu mengambil korban dan melahirkan pahlawan. 2nd Odyssey memberikan kita posisi tawar, untuk tidak selalu menjadi yang tersisihkan, tapi minimal ada yang melihat dan mendengarkan.


Kurator “2nd Odyssey”

Fery Oktanio


Penulis “2nd Odyssey

M. Dwi Marianto


Srisasanti Gallery

Galeri : Jl. Palagan Tentara Pelajar No.52 A, Sleman Yogyakarta

Telp/ Fax: (0274) 866 765

Office: Jl. Tentara Rakyat Mataram No.5, Yogyakarta

Telp/ Fax: (0274) 561 922

Email: info@srisasanti.com, srisasanti@yahoo.com

Blog: http://srisasantigallery.blogspot.com


Jumat, 09 Oktober 2009

Foto - foto Karya Pameran 2ND ODYSSEY

Nasirun. " Purnama 15 yang ke 2 ", Oil on Canvas, 400 x 150 cm,2009

I Made Djirna. " Wajah-wajah Mengambang", Oil on Canvas, 295 x 380 cm,2008

Fauzi As'ad. "Surat panjang yang tak Bercerita dan tak Terbaca tapi Bermakna",Acrylic on Canvas, 150 x 290 cm,2008

Budi Ubrux. " I'm David ", Oil on Canvas, 300 x 200 cm,2009

Ivan Sagita. " Right or Wrong is My Basket ", Oil on Canvas, 110 x 134 cm,2009

Dipo Andy. " Big Think ", Acrylic,Oil,Silk screen ink,Flexy Glass,Canvas, 200 x 200 cm,2009

Agung Mangu Putra. " Biksu Tua ", Oil on Canvas, 90 x 150 cm,2009


Ugo Untoro. " Ephos #2 ",Iron,123 x 370 x 251 cm, 2009


Jumaldi Alfi. " I'm The Legend #1 ", Acrylic on Canvas, 195 x 300 cm,2009


Heri Dono. " Angel fallen fron the sky ", Fiberglass(Installation),2004


Deddy PAW. " The King of Kings ", Oil on Canvas,180 x 250 cm,2009

Deddy PAW. "Today's Menu", Oil on Canvas, 120 x 300 cm,2009


Deddy PAW. "Let's Talk About Apple", Stainless Steel, 125 x 180 x 80 cm,2009
Dolorosa Sinaga. " Catwalk II ", Fiberglass,39 x 82 x 99 cm,2008

Putu Sutawijaya. " O2 ", Resin(Variable Dimension,Instalation),2009

Nindityo Adipurnomo. " Have You been to Madura, Mam?", Teek,Wood,Glass Painting etc, 320 x 90 x 90 cm,2009

Sabtu, 03 Oktober 2009

2ND ANNIVERSARY OF SRISASANTI GALLERY


GROUP EXHIBITION “2ND ODYSSEY”

17 Seniman + 1 Seniman Tamu

02-18 Oktober 2009

SRISASANTI GALLERY

Jl. Palagan Tentara Pelajar No. 52 A, Yogyakarta

Dalam rangka ulang tahun Srisasanti Gallery yang ke-2 pada tahun 2009 ini, kami kembali menyelenggarakan event Pameran Bersama Seni Visual (Group Exhibition), yang merupakan event kedua, setelah sebelumnya Pameran Bersama “Borderless World” yang diikuti oleh 65 seniman ditambah satu seniman tamu (Guest Artist) yang diselenggarakan di Taman Budaya Yogyakarta. Pameran kedua ini merupakan Pameran bersama yang melibatkan 17 seniman peserta ditambah satu seniman tamu, berlangsung di Srisasanti Gallery. Kembali dikuratori oleh Fery Oktanio, seorang kurator muda yang tengah memulai debutnya sebagai kurator di Yogyakarta.

Tentang Pameran

Pameran “2nd Odyssey” adalah pameran penutup dari rangkaian dua pameran dalam rangka ulang tahun Srisasanti Gallery yang ke-2, tahun ini. Pameran “2nd Odyssey” akan berlangsung pada tanggal 02-18 Oktober 2009, bertempat di Srisasanti Gallery, Jalan Palagan Tentara Pelajar No.52 A, Yogyakarta. Pameran ini mengusung hampir 21-an karya, dengan seniman-seniman yang terlibat diantaranya adalah:

Agung Mangu Putra, Budi Ubrux, Dipo Andy, Deddy PAW, Dolorosa Sinaga, Fauzie As’ad, Galam Zulkifli, Heri Dono, Hanafi, Ivan Sagita, I Made Djirna, Jumaldi Alfi, Nasirun, Nindityo Adipurnomo, Putu Sutawijaya, Tisna Sanjaya, Ugo Untoro, dan Ismanto (Guest Artist)

Tentang Tema

Pameran ini bertema “2nd Odyssey” atau terjemahan bebasnya, Perjalanan Kedua. Pameran 2nd Odyssey ini seyogyanya adalah pameran yang mencoba menangkap perjalanan para seniman yang terlibat. Menangkap perjalanan kreatif mereka selama ini, dan bagaimana pada ujung akhirnya kita melihat karya mereka. Pameran ini jelas bukan akhir dari kekaryaan mereka, namun mungkin saja hanya jeda dari pesatnya mereka mengembara. Bisa pula awal dari diri mereka yang baru, sebuah Perjalanan Kedua, setelah lama berada dalam ruang vakum yang mulai terasa jenuh, dan terbukti tak membawa mereka kemana-mana.

Perjalanan Kedua, bukanlah omong kosong belaka. Dalam Islam ada yang disebut dengan Hijrah, yaitu berpindah dari tempat atau situasi yang tidak lagi berpegang kepada kitab Allah. Hijrah dilakukan dengan maksud untuk meninggalkan segala bentuk kehidupan yang tidak berlandaskan Kitab Allah dan membangun suatu tatanan baru yang berlandaskan kepada Kitab-Nya. Biasanya konsekuensi dari berhijrah adalah Jihad, yakni memperjuangkan apa yang dipercayai dan diniatkan tadi. Maka Perjalanan Kedua, bisa jadi merupakan sebuah proses memulai awal yang baru, bersumber dari apa yang telah didapatkan selama ini dari perjalanan yang pertama. Perjalanan Kedua adalah aktivitas evaluasi atas apa yang telah diperbuat, dan usaha mencari pegangan untuk melangkah ke depan.

Perjalanan Kedua adalah perjalanan kreatif di dalam menyelusuri lorong-lorong hasrat dan gairah keduniawian untuk sampai pada puncak spiritual pencarian diri yang asali sekaligus hakiki. Sebuah petualangan menarik dengan hasrat manusia sebagai jebakannya. Tidak semua orang bisa melampauinya, sebagian besar bahkan tidak memilih untuk melakukannya. Perjalanan Kedua, jelas bukan sesuatu yang bisa populer dan menjadi trend, namun sangat dibutuhkan agar kita tidak mabuk kepayang tak sadar atau dibuat majnun oleh zaman.

Para seniman dalam Pameran 2nd Odyssey adalah para seniman yang mengembara bersama karyanya dalam gelombang lautan visual yang tak bertepi. Sementara muatan dan isi ada pada diri mereka dalam bentuk aksi atau percakapan yang memberi inspirasi. Mereka tak berjeda dengan karyanya. Karya mereka adalah perjalanan hidup, perasaan, dan perjalanan pemikiran mereka selama ini; sampai titik ini. Pameran 2nd Odyssey adalah penanda, yang bisa saja dimaknai berakhir hari ini atau dimulai besok nanti. Pameran ini tidak dalam rangka menutup dan membuka era kreativitas seniman, namun lebih sebagai media pemberi kabar dan kesadaran. Bahwa perjalanan bisa saja kita maknai ulang pada saat masih berada di jalur cepat perlintasan, atau saat kita berada di persimpangan. Karya seni adalah jejak-jejak hasrat dan pemikiran sebelumnya, yang akan bermakna bila kita tetap terus berjalan, bukannya berhenti dan berpuas diri.

Untuk itu tawaran melakukan 2nd Odyssey atau Perjalanan Kedua, layak dipertimbangkan mengingat hidup tidak hanya menunggu ajal, namun lebih baik jika ada yang bisa disumbangkan. Zaman selalu mengambil korban dan melahirkan pahlawan. 2nd Odyssey memberikan kita posisi tawar, untuk tidak selalu menjadi yang tersisihkan, tapi minimal ada yang melihat dan mendengarkan.

Kurator “2nd Odyssey”

Fery Oktanio

Penulis “2nd Odyssey

M. Dwi Marianto

Pembukaan

Tanggal : Jum’at, 02 Oktober 2009

Pukul : 19.30 WIB

Tempat : Srisasanti Gallery, Yogyakarta

Jalan Palagan Tentara Pelajar No.52A Yogyakarta

Dibuka oleh : Mr. Garin Nugroho

Entertainment : I Wayan Balawan & Batuan Ethnic Fusion

Tempat dan undangan terbatas

Bagi yang berminat menghadiri pembukaan pameran ini harap menghubungi:

Woro di : (0274) 561 922

Untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi:

Srisasanti Gallery

Galeri : Jl. Palagan Tentara Pelajar No.52 A, Sleman Yogyakarta

Telp/ Fax: (0274) 866 765

Office: Jl. Tentara Rakyat Mataram No.5, Yogyakarta

Telp/ Fax: (0274) 561 922

Email: info@srisasanti.com, srisasanti@yahoo.com

Blog: http://srisasantigallery.blogspot.com


Rabu, 29 Juli 2009

Pameran 2nd Anniversary Srisasanti Gallery



GROUP EXHIBITION “BORDERLESS WORLD”

65 Seniman + 1 Seniman Tamu

01-10 Agustus 2009

TAMAN BUDAYA YOGYAKARTA

Jl. Sriwedani No.1 Yogyakarta

Dalam rangka ulang tahun Srisasanti Gallery yang ke-2 pada tahun 2009 ini, maka kami bermaksud menyelenggarakan sebuah event Pameran Bersama Seni Visual (Group Exhibition), yang diikuti oleh 65 seniman ditambah satu seniman tamu (Guest Artist). Pameran Bersama ini mengusung tema “Borderless World”, diselenggarakan pada tanggal 01-10 Agustus 2009, bertempat di Taman Budaya Yogyakarta, Jl. Sriwedani no.1, Yogyakarta. Pameran ini dikuratori oleh Fery Oktanio, seorang kurator muda yang tengah memulai debutnya sebagai kurator di Yogyakarta.

Tentang Pameran

Pameran “Borderless World” merupakan rangkaian dari dua pameran yang direncanakan, dalam rangka ulang tahun Srisasanti Gallery yang ke-2, tahun ini. Pameran “Borderless World” adalah tempat dan event pertama, yang berlangsung dari tanggal 01-10 Agustus 2009, di Taman Budaya Yogyakarta. Pameran kedua akan berlangsung pada bulan Oktober, bertempat di Srisasanti Gallery dengan mengangkat tema “2nd Odyssey”, melibatkan 18 seniman. Pemilihan pembuatan dua event di dua tempat dengan dua tema ini, secara simbolik juga mengacu kepada hari jadi Srisasanti Gallery yang ke-2, sekaligus memberikan akses kepada publik yang lebih luas untuk mengenal Srisasanti Gallery lebih jauh lagi.

Pameran ini telah dipersiapkan cukup lama, dan mengundang seniman dari berbagai kota di Indonesia, diantaranya dari Muntilan, Wonosobo, Bandung, Jakarta, Bali, dan Yogyakarta sendiri. Mengusung hampir 90-an karya, seniman-seniman yang terlibat diantaranya adalah:

AC Andre Tanama, Agus “Baqul” Purnomo, Adi Gunawan, Agus Riyadi, Ariyanto, Arie Dyanto, Ariswan Adhitama, Askanadi, AT Sitompul, Awi Ibanezta, Ayu Arista Murti, Badruzaman, Bambang “Toko” Witjaksono, Bob Sick Yudhita, Boyke Aditya Khrisna, Budi Bodhong Prakoso, David Armi Putra, Deny Snod Susanto, Erica Hestu Wahyuni, Erizal AS, Fazar RA Wibisono, Farhan Siki, Feri Eka Candra, Gatot Indrajati, Harry Cahaya, Hendra “Hehe” Harsono, Heri Kris, Hojatul Islam, Honda Yulianto, Indieguerilaz, I Made Arya Palguna, I Nyoman Sujana Kenyem, I Wayan Sujana Suklu, Irawan Banuaji, Januri, Jul Naidi MS, Lia Mareza, Melodia, Nano Warsono, Nurkhamim, Prihatmoko (Moki), Putu Wirantawan, Riduan, Rizky Mora, Roeayyah Diana, Rosid, Rudi St Darma, S.Teddy D, Suraya, Suroso (Isur), Syahfadil, Syahrizal Zain Koto, Tommy Wondra, Ugy Sugiarto, Utin Rini, Wadino, Wahyu Santosa, Wibowo Adi Utama, Win Dwi Laksono, Yani Mariani Sastranegara, Yayat Surya, Yerry Padang, Yogi Setiawan, Yustoni Valunteero, Zulkarnaini, dan satu Guest Artist: Ismanto.

Tentang Tema

Pameran ini bertema “Borderless World” atau terjemahan bebasnya, Dunia tanpa Batas. Ide awal pemilihan tema ini adalah persoalan partisipasi. Bagaimana seniman, sebagai manusia, pribadi mandiri, sekaligus masyarakat dunia memberikan makna terhadap persoalan partisipasi; hubungan diri pribadi dengan orang lain. Bagaimana hal itu disikapi, dinilai, dan dilakukan. Apakah benar bahwa ada batas-batas –entah itu dalam hal identitas, asal suku, bangsa, negara, sistem kepercayaan, aturan adat, -yang mempengaruhi berlangsungnya partisipasi, dan komunikasi manusia dengan manusia lainnya. Pameran ini merupakan pertanyaan tentang Batas itu, dan bukan jawaban darinya. Karena Batas cenderung diproduksi secara gradual, bukannya warisan. Batas akan selalu terus diperbaharui, direkayasa, dan diproduksi demi berbagai macam kepentingan, bahkan bisa jadi atas nama kebebasan. Batas dibuat menjadi tanpa batas. Diperbesar ruang lingkupnya, diperbanyak partisipannya, dibicarakan setiap saat, ditampilkan melalui media-media massa, sebagai sebuah penegasan; sebagai sebuah teror. Batas, dalam kenyataannya cenderung dipaksakan, kalau tidak –merupakan hasil dari tatanan dunia yang tidak fleksibel, kaku, dan diskriminatif terhadap golongan yang lebih sedikit, lebih lemah, dan marjinal.

Dunia tanpa Batas, merupakan sebuah alegoris. Berawal dari syair-syair lagu Imagine yang dipopulerkan oleh John Lennon, pentolan The Beatles, asal Inggris. Imajinasi John Lennon akan ketiadaan agama, dan ketiadaan negara, merupakan mimpi pasifis akan perdamaian dunia. Ide perdamaian di tengah dunia yang carut-marut, yang saling memperteguh kepentingan masing-masing, dan berperang karena kepentingan tersebut. Imagine John Lennon merupakan pintu masuk akan tema Dunia tanpa Batas ini. Berimajinasi adalah aktivitas yang layak untuk lebih memperluas pikiran, memperluas wawasan, bahkan memperluas hati dan perasaan. Hal inilah yang coba ditawarkan kepada para seniman, yang notabene telah berkutat dalam proses imajinasi tersebut selama menggeluti profesinya.

Para seniman dalam pameran ini diajak untuk berimajinasi mengenai Batas, mengenai hubungan antar manusia yang selalu tidak bebas nilai. Dari refleksi tersebut, maka penawaran akan sebuah Dunia tanpa Batas, akan kembali dipertanyakan apakah cukup layak untuk dikembangkan, dan dipertahankan, atau tidak? Ataukah kita tetap merasa membutuhkan batas-batas di dalam hidup kita sebagai sebuah pembatas, bagi keinginan-keinginan yang cenderung sewenang-wenang dan diluar batas?

Pameran ini sekali lagi adalah sebuah pertanyaan, bukan jawaban. Sebuah penawaran, bukan solusi final. Dalam arti, karya-karya yang terpajang dalam pameran ini kesemuanya menawarkan persoalan batas, dan tanpa batas itu, dalam konteks yang sangat ringkih dan personal. Terbatas dan dibatasi oleh pemahaman masing-masing seniman akan tema Batas itu sendiri. Dipengaruhi oleh latar pendidikan, pengetahuan, dan pengalaman. Namun bisa jadi, proses menikmatinyalah, yang penting. Beragam cara pandang, beragam ide artistik menunggu untuk dimaknai kembali dan dibicarakan ulang. Berikut harapan bahwa karya seni, sekali lagi bukanlah jalan untuk menyelesaikan masalah, namun jalan untuk memahami, bahwa sebuah penyelesaian bisa muncul dari aktivitas imajinasi; setelah itu, baru persoalan teknis menanti.

Kesadaran terhadap persoalan Batas, diharapkan memberi nilai artikulatif bagi seniman mengenai –tidak saja dirinya, namun juga orang lain yang menikmati visi, misi, dan ekspresi mereka di dalam karya. Bagaimana para seniman berkomunikasi tentang Batas dengan orang lain, melalui media seni yang terbatas. Sekaligus sama-sama mencari apakah Batas itu benar-benar ada dan nyata, atau tidak. Sebuah aktifitas dialog yang semoga saja menarik dan tanpa henti.

Kurator “Borderless World”

Fery Oktanio

Pembukaan

Tanggal: Sabtu, 01 Agustus 2009

Pukul: 19.30 WIB

Tempat : Taman Budaya Yogyakarta

Jalan Sriwedani No.1 Yogyakarta

Dibuka oleh: Mr. Syakieb Sungkar

MC: Ninda Karisa

Entertainment: Ruzan ‘n Gigs

Untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi:

Srisasanti Gallery

Galeri :

Jl. Palagan Tentara Pelajar No.52 A, Sleman Yogyakarta

Telp: (0274) 866 765

Office:

Jl. Tentara Rakyat Mataram No.5, Yogyakarta

Telp: (0274) 561 922

Email: info@srisasanti.com, srisasanti@yahoo.com

Blog: http://srisasantigallery.blogspot.com