Sabtu, 29 Desember 2007

Pameran BEHIND THE HORIZON

‘Behind The Horizon’

29 Desember 2007 – 31 Januari 2008

Srisasanti gallery menggelar pameran perdananya dengan tema Behind the Horizon sebagai penanda kiprahnya di dalam dunia seni rupa di yogyakarta.

Hal Utama yang melatarbelakangi tema kuratorial pameran ini adalah bentuk respon dari Yogya Biennalle IX yang bertema Neo Nation, yang mencoba menggugah semangat nasionalitas, seniman di ajak mengartikulasi Neo Nation dalam berbagai wilayah sampai pada ranah kesenian

Behind The Horison merupakan metafor dari sesuatu hal yang melampaui batasan – batasan lokalitas dan nasionalitas (beyond the nation), dikarenakan terdapat banyak persoalan global yang kita hadapi melampaui persoalan nasional apalagi persoalan yang mempertanyakan nasionalitas.

Kita memahami bahwa dunia seni rupa tidak dapat terlepas dari setting sosial maupun kultural, bahkan bangsa atau ideologi sang seniman, sehingga karya seni mereka dapat di jadikan penanda jaman atau mewakili jiwa dimana dia dilahirkan. Saat kita melihat karya mural goa Altamira, kita dapat menganalisa kebudayaan pada jaman pheristoric tersebut hanya dengan melihat karya mereka (bukti sejarah), bagaimana mereka bertahan hidup, teknologi yang dipakai dapat kita amati dengan alat-alat berburu mereka yang terlukiskan. Begitu juga disaat kita melihat karya Michael Angelo, karya-karyanya dapat merepresentasikan kebudayaan serta ideologi yang berkembang pada jaman Rennaisance atau karya-karya mural Diego Rivera yang menyuarakan semangat pemberontakan melawan status Quo dari ideologi yang mengekang rakyat Mexico.

Begitu tingginya kedudukkan seniman ditengah pergeseran kebudayaan, sehingga karya mereka dapat dijadikan penanda dari jaman/kebudayaan. Tetapi apakah setiap seniman mampu merespon situasi sosial, politik, ekonomi maupun budaya pada jamannya? Seberapa besar keterlibatan mereka? Atau jangan-jangan mereka tidak mengenal betul, bahkan tidak tahu berbagai permasalahan yang terjadi disekitar dia?mereka asik bercumbu dengan kuas, cat minyak dan kanvasnya, disisi lain tetangganya sedang kebingungan karena rumahnya terbakar akibat kompornya meleduk.

Berpijak dari permasalahan tersebut, melalui pameran Behind The Horison Srisasanti Gallery ingin mengajak para seniman untuk merespon berbagai permasalahan yang kita hadapi bersama pada jaman ini (permasalahan global), dari permasalahan lingkungan/ Natural disaster (global warming, kebakaran hutan, gempa bumi, tsunami, banjir, dll), persoalan social politik, ideologi, pendidikan sampai kesehatan (AIDS, lepra, sapi gila, flu burung, dll)

Pameran ini akan mengikut sertakan kurang lebih 30 perupa muda dari berbagai media seni lukis, grafis maupun patung. Pemilihan perupa muda ini mempunyai pertimbangan bahwa mereka sebagai generasi penerus berlangsungnya kebudayaan manusia dimuka bumi ini dan memiliki kontekstualitas dengan budaya yang berkembang saat ini, sehingga lebih up to date baik secara visual maupun pemikiran.

Curator : YS. Nurjoko

Peserta Pameran : Aan Gunawan, Adi Gunawan, A.C Andre Tanama, Agus Yulianto, Alfred Pontolondo, Anang Asmara, Anis Eko Windu, A.T Sitompul, Bambang ‘Toko’ Witjaksono, Dadi Setiyadi, David Armi Putra, Eko Didik (Codit), Erizal AS, Gatot Indrajati, I Gusti Made Wirta, Herman Lekstiawan, Isur Suroso, Lia Mareza, M.Aidi Yupri, Muhammad Rizky, Mozes Edytomo, Nano Warsono, Novianto Eka Saputra, Nyoman Adiana, Revi Erwansyah, Seno Andrianto, Sudarman, Suraya, S.Teddy.D, Y.Indra Wahyu, Yayat Lesmana.


Untuk keterangan lebih lanjut mengenai pameran ini bisa menghubungi :

Srisasanti Gallery

Gallery : Jl. Palagan Tentara Pelajar No. 52A Sleman, Yogyakarta

Telp/fax : (0274) 866 765

Head Office : Jl. Tentara Rakyat Mataram No. 5, Bumijo Jetis Yogyakarta

Telp : (0274) 561 992

Email : info@srisasanti.com

srisasanti@yahoo.com

Contact person

Fery Oktanio Program Manajer (081322903168)